Senin, 22 Februari 2021

Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung

Lomba Menulis PGRI "Menulis Di Blog Jadi Buku"
Goresan Tinta Ke - 22 Ku


Goresan Tinta Ke - 22 Ku

Oleh : Herni Sunarya Banah, S.Pd.

Instansi : SMP Negeri 2 Wangon

NPA : 12100200134


Assalamuallaikum Wr. Wb.

Pagi ini Suasana di kota tempat tinggal saya begitu bersinar cemerlang. Secemerlang perasaan saya hari ini yang menyambut siang nan riang. Dengan senang saya gapai genderang peserta didik yang siap berjuang. Menyongsong samudra ilmu luas dan panjang. Semangat juang yang peserta didik miliki tak seorang pun bisa menghadang. Menjadi tameng berjuang melawan perkembangan zaman. Termasuk saya seorang pendidik jangan kalah juang. Ayo! menyongsong Indonesia gemilang nan cemerlang.

Untuk menggerakkan semangat juang saya sebagai seorang pendidik tugas wajibnya adalah mendidik para generasi bangsa. Selain wajib dalam mendidik saya juga harus bisa mengembangkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Untuk mengembangkan kompetensi, saya pun mengikuti beberapa pelatihan. Salah satunya adalah pelatihan menulis dan lomba menulis melalui online dan blog yang telah diprakarsai oleh orang - orang hebat. 

Untuk mengisi lomba menulis PGRI saya dituntut harus bisa membuat satu artikel melalui blog satu hari satu artikel dan sekarang sudah berlangsung hari ke - 22. Saatnya saya membuat goresan tinta yang ke - 22, kali ini akan mengambil tema "Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung". Penasaran dengan tamanya, kita lihat alur bacaanya.

Banyumas adalah tempat tinggal saya sekarang. Ini merupakan sebuah kota Kabupaten dengan beribu kota Banyumas. Kota nya cukup luas dikelilingi oleh hamparan pegunungan dan panjang nya sungai serayu.

Sedikit saya akan mengulas apa sebenarnya kata Banyumas. Banyumas berasal dari kata "Banyu" dan "Mas". Banyu berarti ari dan Mas berarti emas nama itu diberikan oleh pemuda dari Roma yang mengembara hingga ke wilayah ini. Sesampai pemuda ini ke wilayan Banyumas Dia meliah beberapa warga sedang mengantri disebuah sumber mata air karena waktu itu musim kemarau. Kemudian warga setempat mengucapka "rega banyu kaya mas" (harga air kaya mas) dari situlah pemuda Roma memanggilnya Banyumas.

Untuk lebih jelasnya buka : link https://id.wikipedia.org/wiki/Banyumas,_Banyumas#:~:text=Sarana%20dan%20prasarana-,Asal%20nama,mengembara%20hingga%20ke%20wilayah%20ini.

Hari ini tepatnya tanggal 22 Februari 2021 merupakan hari lahir kota Banyumas yang ke 450. Setahun yang lalu suasana masih ceria, begitu banyak kegiatan yang diadakan dalam rangka merayakan hari jadi Banyumas. Adapun kegiatan yang biasa diadakan dalam rangka peringatan hari jadi Kabupaten Banyumas diantaranya :
  1. Lomba Kentongan. Kegiatan ini diadakan untuk melestarikan keberadaan budaya banyumas terutama tentang alat musik tradisional dari bambo dan karet.
  2. Gebyar Banyumas dengan menampilkan beberapa tarian tradisional asal Banyumas
  3. Arak - arakan pusakan Banyumas beserta semua instansi dan masyarakat Banyumas
  4. Pekan Raya Banyumas
Namun tahun ini suasana serasa menyedihkan sepi jauh dari keramaian masyarakat Banyumas yang berbodong - bondong untuk menyaksikan budaya Banyumas. Semua kegiatan yang diadakan dalam rangka memperingati hari jadi Banyumas ditiadakan ini dikarenakan maraknya virus covid di Indonesia.

Kegiatan merayakan hari jadi Banyumas pun harus terus berlangsung walau pun sederhana dan disesuaikan dengan kondisi saat ini. Kami pun warga Banyumas diperintahkan untuk memasang bendera merah putih dan di setiap instansi harus mengenakan pakaian adat Banyumas seperti yang saya lakukan pagi ini di kantor.

Ini salah satu contoh pakaian adat banyumas untuk perempuan adalah bawahan batik dengan motif manggar ( bunga pohon kelapa ) dengan bagian atas mengenakan kebaya yang berwarna hitam. 

Sedangakan untuk laki - laki pakaian adatnya berupa setelan beskap hitam dengan mengenakan blongkon khas Banyumas. 

Itulah contoh pakaian adat khas Banyumas. Dan Indonesia memiliki keragaman budaya dan bahasa yang berbeda - beda. Namun karena kita punya pancasila perbedaan itu menjadi satu kesatuan harmony nan indah.

Sebagai contoh saya sebenarnya bukan asli Banyumas tapi karena posisi kita ada di Negeri orang maka kita harus menghormati dan menjujung adat dan budaya setempat sesuai dengan tema yang saya berikan pada goresan tinta ke - 22 yaitu "Dimana Bumi Dipijak Disitu lah Langit Dijujung".

Seuntai kalimat Indah: "Lestarikan Adat Dan Budaya Bangsa Sebagai Harta Karun Berharga Bagi Putra Putri Kelak"





 

2 komentar:

AAM NURHASANAH, S.Pd. mengatakan...

Jadi tau pakaian adat Banyumas nih. Inspiratiff teh.

Hernisbanah mengatakan...

Hturnuhun Teh Aam

Puisiku 40