Selasa, 05 Oktober 2021

Ibu, Kakak Sekaligus Sahabat

 KMAA 32



Sudah hampir 12 hari rasa sepi mulai menyelimuti diri ini. Di mana sebelumnya saya telah kehilangan kakak tercinta pada tanggal 7 Juli 2021. Seorang kakak yang bagi saya adalah segala-galanya meskipun kita hanya bertemu ketika saya menjadi istri dari adikmu. Kakak, engkau dilahirkan ke dunia oleh Allah SWT dengan beberapa kelebihan.

Selain cantik parasmu, hatimu juga sebersih wajahmu. Hatimu begitu lugu, tulus dan jujur. Keceriaan wajahmu tidak akan pudar meski engkau dirundung masalah. Kakak merupakan segalanya bagi saya. Ketika hari menjelang senja kakak selalu memeluk erat diri saya sebagai tanda bahwa kami berdua harus berpisah sementara. Kakak tetap tinggal di rumah di perumahan sedangkan saya kembali kerumah juga di belakang Puskesmas Wangon 1.

Namun kini semuanya sirna. Kebersamaan kita dari dulu hingga sekarang kini menghilang. Canda tawa, hidup saling berbagi sudah usang terbawa ke dasar bumi. Sejak pertama bertemu kakaklah yang paling mengerti diri saya sampai dengan rasa sedih yang pernah saya alami. Kini kita berpisah dan tidak mungkin akan bertemu. Hanya do'a saya yang akan sampai pada keberadaanmu.

Tidak pernah saya sangka sebelumnya harus kehilangan kakak tercinta. Allah SWT begitu cepat mengambil kakak. Hanya dengan hitungan hari kakak meninggalkan dunia ini. Namun semangat hidup kakak dimasa-masa terakhir sangat tinggi. Akhirnya apa daya tangan tak sampai kini kakak pergi meninggalkan kehidupan dunia dengan waktu yang singgak. Pademi telah membawa kakak kembali ke Ilahi rabbi.

Selang 75 hari kakak meninggal tidak lama kemudian ibu menyusul mengikuti kepergian kakak. Semakin hampa, hilang rasa dan entah apa yang saya rasakan sekarang. Ibu yang benar-benar sayang pada diri saya harus kembali juga menemui Ilahi rabbi. Sebulan sebelum menjelang kematiannya, ibu mau tinggal dan dirawat selama 2 minggu. Namun perasaan merasa kehilangan akan anaknya tidak bisa dihindarkan.

semakin hari semakin memburuk kesehatan ibu hingga akhirnya tepat pada tanggal 24 September 2021 pukul 12.30 ibu pergi untuk selama-lamanya. Di akhir hayatnya ibu begitu sabar dan tabah dalam merasakan rasa sakit yang luar biasa. Mulai dari merintih kesakitan karena kangker darah yang dideritanya sampai dengan gagal ginjal dan lambung kronis.

Ibu selalu tersenyum dalam merasakan sakitnya. Semangat sembuh untuk tetap hidup sangat tinggi namun Allah SWT berkehendak lain. Allah SWT lebih mencintainya ibu. Hingga akhirnya Ibu bisa menyusul kakak ke alam sana. Dua bidadari terhebat sekaligus sahabat paling baik harus pergi menjumpai Ilahi rabbi selama-lamanya. 

Lengkap sudah rasa sepi ini dua orang yang benar-benat menyayangi saya sudah tidak bisa bersenda-gurau. Selamat jalan Ibu dan kakak Surganya Allah SWT selalu bersama kalian berdua.

Tidak ada komentar:

Puisiku 40