Selasa, 23 Februari 2021

Berburu Ilmu Dari Penulis Cepat

 Diklat Menulis PGRI 

Pertemuan Ke - 21

Oleh Herni Sunarya Banah


Pagi ini cuaca begitu mendung dan bahkan sempat turun hujan membuat udara disekitar semakin dingin. Seakan - akan mengantarkan saya malas untuk bergegas membuka kelas. Semakin siang dinginnya kian menusuk pori - pori kulit saya. Rasanya jari - jemari sulit saya gerakan bahkan untuk menekan tuts pada laptop. Lalu saya coba menghangatkan badan dengan meminum air bening hangat dan sedikit berlari ditempat. 

Alhamdulillah badan ini mulai terasa agak hangat dan saya kembali lagi pada aktifitas pagi menyapa perserta didik ceria melalui ilmu yang saya punya. Berawal dengan menyapa good morning dan diikuti oleh salam ceria anak Indonesia. Peserta didik pun menyapa dengan riang gembira. Akhirnya pembelajaran online berjalan dengan lancar penuh dengan keceriaan meskipun mendung dan hujan menerjang.

Seselesainya mengajar saya menyempatkan diri membuat resume diklat yang ke - 21. "Telat lagi ... telat lagi..." itu yang ada dibenak saya selalu telat dalam membuat resume diklat PGRI. Namun saya hempaskan pikiran itu agar terus berjalan dan belajar untuk menulis. Ibarat kata tidak ada kata terlambat untuk meraih harapan dan cita - cita. 

Supaya tidak terlalu banyak membuang waktu saya pun langsung membuat resume nya. Pada hari Jum'at tanggal 19 Februari 2021 kegiatan diklat menulis PGRI segera dimulai. Tepat pukul 19.01 Omjay mengawali acaranya dengan mengucapkan salam dan semangat bapak ibu guru hebat. Setelah itu Beliau menyampaikan narasumber yang akan mengisi diklat pertemuan ke - 21 berikut fosternya.

Narasumber pertemuan ke -21 diisi oleh Bu Musiin, M.Pd. Beliau berasal dari Kediri. Bu Musiin merupakan seseorang yang berhasil menerbitkan bukunya di Penerbit Mayor. Bu Musiin terkenal dengan kecepatan dalam menulis terbukti dari tema yang diusungnya malam itu yaitu "Menaklukan Tantangan Menulis Buku Nonfiksi 7 Hari".

Tidak lama kemudian setelah menyampaian narasumber yang akan mengisi diklat Omjay pun menyerahkan acara sepenuhnya kepada Bu Musiin. Langsung saja Bu Musiin memulai pemaparan materinya.

Sebelum memaparkan materinya Bu Musiin mengucapkan salam dan semangat hebat kepada bapak dan ibu peserta diktat serta tak lupa Beliau mengucapkan terima kasih kepada Omjay yang sudah memberikan kesempatan berbagi ilmu pada diklat menulis. Kemudian Bu Musiin menceritakan bahwa Beliau merupakan alumni kelas menulis Omjay gelombang ke - 8. Yang berhasil menaklukan tantangan menulis yang diberikan oleh Prof. Eko. Dengan judul buku "Literasi Digital Nusantara?" alhamdulillah bukunya sudah dipajang di toko buku Gramedia.



Yang paling menarik dalam pemaparan awal materi adalah bahwa menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Menulis tidak semudah berbicara, tidak semudah bergosip. Dan yang menjadi tantangan adalah karena sulit. Maka kita harus tahu alasan mengapa ingin menjadi penulis. Apa karena ingin mewariskan ilmu lewat buku atau ingin memiliki hasil buku karya sendiri, atau mungkin ingin mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Kalau tujuan saya pribadi dalam menulis yang paling utama adalah ingin mengembangkan kompetensi, ingin menciftakan buku karya sendiri serta ingin mendapatkan ilmu yang lebih mendalam tentang menulis dimana ilmunya nanti bisa saya bagi lagi kepada teman - teman saya. Kembali lagi pada pemaparan materi Bu Musiin dalam menulis buku nonfiksi kita harus memiliki 3 pola yaitu :
  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari yang mudah ke yang sulit atau dari yang sederhana ke yang rumit) sebagai contoh : Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun secara berdasarkan urut proses) contoh : Buku Panduan
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir pola ini diterapkan pada buku - buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini  antar bab setara)
Kemudian untuk proses penulisan buku itu sendiri ada 4 langkah diantaranya : pratulis, menulis draf, menyusun naskah dan menerbitkan. Pada bagian pratulis kita harus memperhatikan :
  1. Menentukan tema
  2. Menentukan ide
  3. Merencanakan jenis tulisan
  4. Mengumpulkan bahan tulisan 
  5. Bertukar pikiran 
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset
  8. Membuat mind mapping
  9. Menyusun kerangka
Dalam menentukan tema menjadi sebuah ide yang menarik, seorang penulis bisa mendapatkan nya dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, melalui berita media massa, melalui apliksi media sosial seperti (facebook, twitter, whatsapp, atau instagram), melalui imajinasi, melalui pengamatan lingkungan, perenungan dan  melalui membaca buku.

Bagian ke - 2 menulis draf. 
Setelah menyelesaikan pramenulis kita lanjutakan pada bagian ke - 2 yaitu menulis draf. Didalam menulis draf ada 2 tahapan yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut :
  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas. Tuangkanlah konsep yang kita buat dengan ide - ide yang kita miliki secara bebas.
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan. Jangan terlalu berpatok pada sesuatu tulisan yang sempurna tapi berpotoklah pada ide - ide yang kita miliki dan curahkan semua ide - ide tersebut.
Lanjut pada bagian ke - 3 merevisi draf
Tahapan berikutnya yaitu merevisi draf. Disini untuk merevisi suatu naskah harus memperhatikan dua langkah dibawah ini seperti :
  • Merevisi secara sistematika/ struktur tulisan dan penyajian
  • Memeriksa gambaran besar naskah dari naskah
Untuk bagian berikutnya yaitu bagian ke - 4 menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
Yang harus diperhatikan pada bagian ini ada 5 bagian penting diantaranya :
  1. Ejaan
  2. Tata Bahasa
  3. Diksi
  4. Data dan Fakta
  5. Legalitas dan norma
Ini yang paling penting dari seorang penulis apa lagi bagi seorang pemula karena masih harus memperhatikan kesalahan dalam penulisan ejaan, tata bahasa, diksi dan lain sebagainya.

Dalam proses menciftakan buku seseorang apalagi pemula akan menghadapi beberapa kendala. Termasuk saya sendiri mengalaminya dalam mebuat resume diklat saja masih ada beberapa kendala sama dengan apa yang disampaikan oleh Bu Musiin. Adapun kendalanya sebagai berikut :
  1. Kendala Waktu
  2. Kendala Kreativitas
  3. Kendala teknis
  4. Kendala tujuan 
  5. Kendala Psikologis
Kendala yang paling berat ada pada no. 5 karena ini berkaitan denga deadline dan ini merupakan trigger dalam menyelesaikan tulisan.

Nah sekarang bagaimana cara mengatasinya. Ada beberapa trik yang disampaikan oleh Bu Musiin diantaranya sebagai berikut :
  1. Banyak membaca.
  2. Mencari inspirasi dilingkungan sekitar, orang sekitar, dan terkait para narasumber.
  3. Disiplin menulis setiap hari.
  4. Pergi ke pasar dan memasak.
Itulah trik yang bisa kita terapkan dalam menghadapi kendala didalam menulis. Pemaparan materi pun selesai, tiba - tiba kedatangan tamu yaitu Bu Kanjeng. Beliau adalah moderator pertemuan diklat ini. Tanpa mengulur waktu Bu Kanjeng langsung mengajak kami untuk memberikan pertanyaan yang akan disampaikan kepada Bu Musiin. Acarapun dilanjutkan dengan sesi tanya jawa.

Dalam sesi tanya jawab saya hanya menyimak. Ternyata berburu ilmu bersama Bu Musiin ini sungguh luar biasa dan hebat. Bahkan Beliau bisa menciftakan buku dalam waktu 7 hari semoga saya bisa seperti Beliau.

Seutai kalimat Indah :Jangan Malas Untuk Berburu Ilmu, Kejar Dan Gapai Hingga Ajal Menjemputmu"


















1 komentar:

Nana Wihana mengatakan...

Mantap dan keren. Tetap semangat untuk selalu berkarya. Good job

Puisiku 40