Diklat Menulis PGRI Pertemuan Ke - 17 Oleh Herni Sunarya Banah
Pagi ini waktu menunjukan pukul 11.00 suasana begitu cerah ceria ditemani kicauan burung. Seakan - akan menemani saya dengan segudang aktivitas. Namun itu tidak membuat saya lantas malas dan menggerutu. Kebetulan hari ini tanggal merah yang menandakan saya harus menghentikan aktivitas rutinitas melakasanakan pembelajaran jarak jauh.
Hari ini saya melaksanakan kegiatan rutin di rumah sambil bercengkraman bersama anak - anak. Disela - sela waktu bersama keluarga saya menyempatkan diri untuk membuat resume tentang kegiatan diklat pertemuan ke - 17. Seharusnya dikerjakan waktu kemarin tapi karena banyak aktivitas yang bertepatan pengejaaannya, akhirnya baru bisa terlaksana sekarang.
Resume yang akan saya kilas kali ini tentang "Kilas Jelajah Bersama Penerbit Mayor". Disini saya akan menerawang bagaimana menembus penerbit mayor. Sebuah penerbit yang sudah luas keberadanaanya di Bumi Nusantara. Untuk lebih jelasnya Yuk! kita lihat resumenya.
Kembali pada kegiatan diklat pertemuan ke - 17 tanggal 10 Februari 2021. Seperti biasa kegiatan diawali tepat pukul 19.00. Acara dipandu oleh moderator keren yaitu Pak Sucipto. Untuk mengawali acara Pak Sucipto mengucapkan salam, baca do'a dan menyampaikan susunan acaranya.
Setelah Pak Cipto membacakan susunan acara, langsung saja Beliau menyampaikan narasumber yang akan mengisi diklat pertemuan ke - 17. Adapan narasumbernya adalah Pak Edi S. Mulyanto dengan mengambil tema tentang "Menembus Tulisan Di Penerbit Mayor". Tanpa mengulur waktu langsung saja Pak Cipto menyerahkan acara kepada Pak Edi selaku narasumber.
Masuk sesi inti yaitu pemaparan materi oleh Pak Edi. Acara inti diawali dengan menyapa semangat bapak dan ibu guru hebat dilanjutkan pada penyampaian materi. Materi awal tentang pengertian penerbit. Beliau mengatakan bahwa "penerbit adalah lebaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan penerbitan buku.
Sedangkan penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian dan pendesainan buku. Paparan berikutnya tentang penulis. Menurut Pak Edi penulis adalah setiap orang yang menulis naskah buku untuk diterbikan dalam bentuk buku. Dan penulisan itu sendiri adalah penyusunan buku melalui bahasa tulisan dan atau bahasa gambar.
Nah kalau buku adalah karya buku atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala. Adapun naskah buku adalah draft karya tulis dan atau karya gambar yang memuat bagian awal , bagian isi dan bagian akhir. Itulah beberapa pengertian yang Pak Edi sampaikan.
Menurut UU no. 3 tahun 2017 tidak ada yang membedakan penerbit. Yang ada cuma penerbit dimana di bina pada suatu wadah organisasi yang namanya IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Penerbit secara mandiri berproses secara mandiri produksi bukunya. Dan dipantau oleh perpustakaan nasional yang kemudian mengeluarkan nomor ISBN.Perpustakaan disini membuat pengelompokan penerbit dengan jumlah produksi tertentu.
Gambar 2. Pengelompokan Penerbit
Pada gambar di atas menjelaskan bahwa apabila digit angkanya banyak maka ini menunjukan bahwa penerbit mempunyai kapasitas penerbitannya lebih besar. Untuk penerbit mayor memiliki rentang produksi mulai 3 sampai 4 digit ini dikarenakan kapasitas produksi dan penjualannya mencapai jumlah tertentu.
Dengan adanya hal tersebut di atas memunculkan pandangan masyarakat tentang pembeda penerbit yaitu penerbit mayor dan minor. Selain memaparkan tentang penerbitan di penerbit mayor Pak Edi juga memaparkan tentang jenjang jabatan fungsional dimana penulisan buku menjadi unsur penting dalam kenaikan pangkat.
Nah ini lah yang menjadi tuntutan seorang pendidik untuk bisa menciftakan sebuah buku. Namun untuk menciftakan sebuah buku harus menyesuaikan aturan penerbit. Diawali dengan menentukan tema sesuaikan keahlian dan kompetensi kita. Lihatlah beberapa contoh buku yang sudah terbit di penerbit. Juga perhatikan jenis - jenis buku yang sesuai dengan PP 75.
Gambar 3 Jenis buku berdasarkan PP 75
Ada beberapa buku yang memiliki nilai angka kredit yang tinggi dalam kenaikan pangkat diantaranya :
- Jenis buku teks pelajaran sudah lolos BNSP
- Buku pengayaaan
- Buku Referensi
- Buku modul pembelajaran
- Buku umum karya fiksi atau novel
Berdasarkan pemaparan di atas tidak semua buku bisa diterbitkan oleh penerbit ini dikarenakan keterbatasn modal. Terutama saat sekarang di era pandemi bebeapa toko buku sudah jarang dikunjungi dikarenakan adanya PSBB. Pendistribusian buku menjadi kendala. Dengan melihat situasi seperti itu maka kita harus pandai mengelola pemasaran buku cara nya bagai mana?. Berikut gamarannya di bawah ini.
Gambar 4. Alur Pemasaran Buku
Alur pemasaran buku berubah total penerbit harus mempersiapkan mental dengan menyambut perubahan teknologi kearah digitalisasi buku. Namun masih memperhatikan visi dan misi dari penerbit.
Itulah resume yang bisa saya kupas tentang "Kilas Jelajah Bersama Penerbit Mayor". Yang begitu menantang dan menyenangkan. Meskipun dalam hati bertanya "Mungkinkah Saya Mampu Menembusnya?".
Seuntai Kalimat Indah :"Jangan Pernah Menyerah Untuk Sebuah Maha Karya Yang Megah Tetap Berjuang".
1 komentar:
Selalu luar biasa dan keren resumenya. Semoga tetap semangat berbagi dan menginspirasi. Good job.
Posting Komentar