Jumat, 26 Februari 2021

Menulis Sampai Juga Ke NTT

Diklat Menulis PGRI

Pertemuan Ke - 23

Oleh : Herni Sunarya Banah, S.Pd.


Jum'at pagi ini turun hujan rintik - rintik udara terasa cukup dingin. Membuat rasa saya untuk bergerak terhenti sejenak. Keinginan melakukan banyak aktivitas pun beranjak menghinggapi rasa malas. Sesaat saya kembali ke tempat semula terdiam membisu dengan menikmati dinginnya udara. Sembari merasakan kedinginan udara lantas saya ambil laptop dan mulai meriset laptop yang kemarin malam tidak bisa terpakai.

Niat hati ingin melanjutkan resume diklat namun apa daya tangan tak sampai mendadak laptop saya tiba - tiba tidak mau koneksi dengan internet. Sejenak saya termenung dan bertanya harus bagaimana ini?. Lantas saya terpikirkan dengan laptop milik anak saya. Saya raih laptop itu dan mulai memasukan akun ke chrome lalu saya buka blogger.com.

Almadulillah berhasil membuat sebuat goresan tinta tapi, karena waktu sudah larut rencana membuat resume gagal. Baru ada kesempatan hari ini saya bisa membuat resume diklat yang ke - 23. Sebelum diklat dimulai Kak Bryan membagikan foster tentang narasumber dan modertor yang akan memandu pertemuan ke - 23 ini. Berikut fosternya dibawah ini.

Diklat pertemuan ke - 23 akan dipandu oleh bapak literasi kita dari Kota Kembang Beliau adalah Mr Bams dengan narasumber yang spektakuler pada napaktilasnya Beliau adalah Bapak Khamdan Muhaimin, S.Pd.Gr.

Untuk mempersingkat waktu Mr. Bams langsung memulai acaranya tepat pukul 19.00. Acara diawali dengan mengucapkan salam serta memberi semangat literasi. Kemudian Mr. Bams mengulas sedikit profil Pak Khamdan. Pak Khamdan Muhaimin itu nama lengkapnya Beliau seseorang yang lahir di Banjarnegara, 16 Juni 1987 Jawa Tengah.

Sebelumnya Beliau pernah mengajar sebagai tenaga honorer di SMKN 1 Mandiraja Banjarnergara Jawa Tengah dan SMK Muhammadiyah Weleri Kendal. Sekarang  Pak Khamdan bertugas di SMP Negeri 5 Sambi Prampas Kab. Manggarai Timur, Propinsi NTT. Setelah Mr. Bams menyampaikan profil narasumber, langsung saya Beliau menyerahkan acara kepada Pak Khamdan.

Pak Khamdan mengawali pemaparan materinya dengan mengucapkan salam dan memberi semangat kepada bapak dan ibu guru hebat. Setelah itu Beliau menyampaikan tentang tema yang akan diusungnya malam itu yaitu tentang "Menjadi Guru Berprestasi Dan Berdedikasi Di Daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

Enam tahun sudah Pak Khamdan bertugas di NTT, betapa ini sangat luar biasa seorang guru ditempatkna di daerah pelosok dengan banyak kekurangan. Kondisi daerah terpencil yang tanpa ada penerangan listrik, sinyal susah dan air juga susah. Ditambah dengan jalanan di daerah terpencil rusak tanjakan dan turunan nan terjal ditepian jurang. Selain itu kebanyakan masyarakan setempat bermata pencaharian dari bertani dan berkebun sehingga ini sangat berpengaruh pada proses pendidikan anak - anak mereka.

Ini kondisi tempat bertugas Pak Khamdan jalanan yang terjal dan bertepian jurang. Bisa kita bayangkan kalau kita ada disana. Rasanya tidak akan berasa kerasan untuk tinggal disana.

Namun kenyataannya Pak Khamdan bisa bertahan disana. Bagaimana bisa Pak Khamdan dan masyarakat disana bisa bertahan?. Menurut Pak Khamdan masyarat bersama Beliau bertahan hidup dengan mengkonsumsi hasil pertanian atau perkebunan yang mereka tanam.

Selain cara mempertahankan hidup yang terbilang sangat sederhana, setiap daerah terpencil akan selalu mempertahankan adat daerahnya dengan kuat. Sebagai contoh berbagai macam acara adat masih diadakan di daerah tempat bertugas Pak Khamdan. Adapun adat - adat tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Irong, pada saat upacara adat ini tidak boleh berteriak, menyalakan api, ribut selama 1 - 2 hari, tujuannya supaya hasil panen melimpah.
  2. Acara mbaru dor, adalah masuk rumah baru mereka menggunakan berbagai acara adat.
  3. Kepok tuak adalah adat menyambut kedatangan tamu dengan berbicara adat menggunakan tuak, rokok, dan ayam kampung. Ini menunjukan ungkapan ketulusan orang disini menerima tamu dan kegembiraan menyambut tamu baru.
  4. Makan padi baru, acara pesta sekolah dan banyak yang lainnya.
Dengan berbagai keterbatasan yang masyarakat setempat alami membuat tingkatan ekonomi disana tergolong menengah ke bawah. Hal ini berpengaruh pada proses pembelajaran anak yang serba terbatas juga. Melihat kondisi seperti itu akhirnhya pada tahun 2016 Pak Khamdan mendirikan rumah belajar. Rumah berlajar didirikan dengan maksud supaya bisa meningkatkan semangat belajar anak - anak disana. Kegiatan ini menyajikan les matematika, membaca buku, menggambar, mewarnai, bermain bulu tangkis, bola voli, puzzle dan lain - lain.

Pada malam harinya sekitar pukul 19.30 mereka belajar cara mengoperasikan laptop akses internet gratis di rumah belajar. Berikut beberapa dokumetasi tenang kegiatan rumah belajar Pak Khamdan :





Belajar dari keterbatasan desa terpencil ini membuat Pak Khamdan mulai membuat tulisan mengenai kekurangan dan kelebihan selama Beliau tingal disana dan tidak hanya itu Beliau pun berusaha untuk mencari solusinya.

Dari pengalaman hidup Beliau akhirnya bisa menghasilkan beberapa karya dan bahkan mengahasilkan prestasi yang luar biasa dimana Beliau dinobatkan sebagai Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Dirjen GTK Kemendikbud. Berikut dokumentasi ketika Beliau mendapatkan penghargaan.



Itulah sekilas tulisan saya tentang seseorang yang menghasilkan beberapa tulisannya hingga perjuangannya mempertahankan hidup dan pendidikan di NTT. 

Seuntai Kalimat Indah :"Setiap Pengorbanan Yang Kita Kerjakan Maka Akan Berbuah Hasil Bagi Diri kita Dan Bermanfaat Bagi Sekitar"



















1 komentar:

Nana Wihana mengatakan...

Mantap artikelnya. Lengkap, sempurna dan menginspirasi. Good job. Lanjtkan!

Puisiku 40