Senin, 01 Maret 2021

Menepis Berbagai Kendala Dalam Menulis

Diklat Menulis PGRI Pertemuan Ke 24

Oleh : Herni Sunarya Banah

Instansi : SMP Negeri 2 Wangon


Menulis mulai membawa saya pada kebutuhan mendesak. Sejak gabung dengan kegiatan Omjay yaitu diklat menulis PGRI, ini membuat saya semakin dituntut untuk bisa membuat satu hari satu tulisan. Bahkan karena ingin bisa menerbitkan buku sampai - sampai lomba pun saya ikuti walau tanpa berberkal pengetahuan yang jauh tentang menulis. 

Dengan modal nekad dan bismilllah saya mengikuti lomba menulis PGRI dan alhamdulillah bisa selesai sampai tulisan yang ke - 28. Ketika lomba memang saya lebih memprioritaskan tulisan untuk lomba karena tantangannya harus bisa membuat satu tulisan satu hari. Berkat karena Alloh SWT alhamdulillah bisa dilalui dan masalah kemenangan hanya Alloh SWT yang maha tahu.

Kini saatnya saya kembali pada diklat menulis PGRI dan baru sekarang saya bisa membuat resume ke - 24 lagi - lagi telat. Dari pada buang waktu saya langsung membuat resumenya. Pada hari jum'at tanggal 26 Februati 2021 diklat menulis pertemuan ke - 24 dimulai. Tepatnya pada pukul 18.55 Omjay sudah membagikan foster diklat pertemuan ke -24. 

Pada pertemuan ke - 24 ini akan dipandu oleh Pak Sucipto sedangkan narasumber yang akan memaparkan materi hari ini adalah Bu Umi Rosidah. Untuk mempersingkat waktu Pak Cip memulai acaranya dengan membaca salam dan menyapa para guru hebat dengan salam sehatnya.

Acarapun dilanjutkan dengan membacakan susunan acaranya dan sesi acara dibagi menjadi dua, sesi pemaparan materi 1 jam dan sesi tanya jawab 1 jam. Selanjutnya Pak Cip juga menyampaikan sekilas pandang tentang Bu Umi Rosidah.

Bu Umi Rosidah ini adalah seorang ibu yang masih muda namun begitu banyak prestasi dan karya yang telah Beliau hasilkan. Salah satunya Beliau pernah diraihnya yaitu sebagai wisudawan terbaik pasca sarjana di STAIN Kediri pada tahun 2013. Selain itu Beliau pernah meraih juara 2 guru berprestasi Tingakat Kabupaten Kediri pada tahun 2019. Setelah mengulas sedikit tentang tentang profil Beliau, Pak Cip langsung mempersilahkan nara sumber untuk memulai pemaparan materinya.

Tidak lama kemudian Bu Umi Rosidah pun langsung memulai memaparkan materinnya kebetulan Beliau mengambil tema tentang "Menjadi Guru Yang Senang Menulis Dan Meneliti". Tampak dari materinya terlihat begitu berat. Karena dalam meneliti itu membutuhkan waktu yang lama juga membutukan banyak sumber untuk menjadi referensi.

Muncul rasa penasaran saya akan pemaparan materi. Mulai pukul 19.18 saya lebih fokus pada pemaparan materi Bu Umi. Pemaparan materi awal Bu Umi memberikan slide tentang "Guru Mulia Karna Karya" . Kalimat inilah yang telah membuat Bu Umi berusaha terus belajar dan berkarya.

Melalui berkarya berarti kita sudah satu langkah lebih dekat untuk menjadi juara. Selain itu guru adalah teladan, jika guru belajar makan peserta didiknya pun akan terus belajar. Dan sebaliknya jika kita berhenti belajar makan peserta didiknya tidak akan pernah berkembang menjadi lebih baik.

Satu lagi yang perlu diingat janganlah kita berkarya untuk menjadi juara, karena ini kita akan menghalalkan segala cara dan akan merasa kecewa ketika kita tidak dapat meraihnya. Untuk menjadi seorang penulis modal yang paling utama adalah membaca. Melalui membaca maka segudang ilmu akan kita terima.

Nah sekarang muncul pertanyaan kenapa kita perlu menulis? Jawabannya adalah melalui menulis bisa menghatarkan seseorang untuk mengikuti berbagai kegiatan lomba . Dan melalui menulis kita juga bisa bersilahturahmi dengan guru - guru hebat yang penuh inspirasi dan motivasi dari berbagai penjuru tanah air.

Salah satu hal yang paling menyulitkan dalam menulis adalah menyelesaikan tulisan kita pertama kali. Namun satu karya sudah berhasil diselesaikan maka akan memudahkan dalam membuat tulisan berikutnya.

Beberapa kendalah yang acap kali dihadapi oleh seseorang dalam menulis diantaranya :

  1. Merasa tidak berbakat dalam menulis
  2. Tidak memiliki waktu
  3. Tidak berani menerima kritik
  4. Tidak suka menulis
  5. Tidak memiliki ide
Untuk menepis beberapa kendala diatas yaitu bahwa menulis tidak hanya melalui bakat tetapi kita bisa mengasahnya melalui ketekunan, berlatih setiap hari, dan menjaga komitmen diri. Juga kita bisa berdiskusi atau berkolaborasi dengan memperbanyak membaca. Kemudian kalau kita ingin menjadi penulis yang berkembang maka kita harus mau menerima kritik orang lain. 

Sedangkan untuk yang memiliki pola pikir menulis tidak memiliki waktu itu sesuatu hal yang harus kita rubah mind set nya cobalah luangkan waktu untuk menulis bukan mencari waktu untuk menulis. Itulah beberapa kendala yang dihadapi oleh seseorang dalam menulis. 

Selain kendala yang dihadapi ada juga beberapa kegiatan yang perlu dilakukan untuk menjadi penulis diantaranya :
  1. Read ( Membaca )
  2. Discuss ( Berdiskusi )
  3. Look and Feel ( Lihat dan Rasakan )
  4. Socialize ( Bersosialisasi )
Itulah kegiatan - kegiatan yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin menjadi penulis. Semoga kita bisa tetap konsisten dalam menulis dan selalu menepis berbagai kendala dalam menulis.

Seuntai kalimat indah : "Jadilah Penulis Yang Bisa Menepis Berbagai Kendala Dalam Menulis".








5 komentar:

yenny agoestian mengatakan...

Salam kenal ibu. Keren tulusannya. Lanjurkan

Hernisbanah mengatakan...

matursuwun bun salam kenal juga

Khusnul mengatakan...

hebat bu, tulisannya mantul

Classica Weni Elisa mengatakan...

wah..keren ulasannya bu dan sangat bermanfaat bagi saya yg juga lagi belajar menulis..salam.kenal ibu..

Hernisbanah mengatakan...

Matursuwun yang sudah menlihat dan mengunjungi blog saya sama - sama belajar

Puisiku 40