Rabu, 03 Maret 2021

Membaca Dan Menulis Bikin Laris

Diklat Pertemuan ke - 25

 Oleh Herni Sunarya Banah, S.Pd.




Rabu malam tanggal 3 Maret 2021. Suasana malam ini bergitu cerah ditambah samar - samar suara jangrik disekitar rumah. Seakan - akan membawa imajinasi saya pada sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk kota. Dimana disana telah memberikan ketenangan jiwa bagi seseorang untuk tinggal.

Sembari membayangkan ketenangan disebuah desa saya pun langsung mengambil laptop untuk membuat sebuah tulisan. Namun tulisan yang akan sajikan bukan tentang sebuah desa melainkan tentang resume diklat ke - 25. Kenapa tulisan yang saya buat bukan tentang desa? Jawabanya adalah dengan mengimajinasikan sebuah desa terbayang ketenangan jiwa. 

Berkat ketenangan jiwa inilah yang membuat saya langsung membuat resume, secara tiba - tiba ide dalam benak saya muncul. Tanpa pikir panjang saya buat langsung tulisannya. Seperti yang saya sampaikan diatas bahwa kali ini saya akan membuat tulisan tentang resume ke - 25. Adapun tema yang saya ambil adalah tentang "Membaca Dan Menulis Bikin Laris".Untuk lebih jelasnya yuk! kita baca alur tulisannya.

Pada hari Senin, 1 Maret 2021 tepatnya pukul 19.03 Omjay membagikan foster tentang pelatihan menulis pertemuan ke - 25. Didalam foster terdapat narasumber hebat terkenal dengan beratus - ratus karyanya Beliau adalah Bunda Emi. Ditambah lagi moderator yang jos yaitu Teh Aam. 

Wah! ternyata pangung pelatihannya dikuasai oleh para srikandi PGRI. Setelah membagikan foster Omjay pun langsung menyerahkan acaranya pada Teh Aam. 

Tidak lama kemudian Teh Aam membuka acaranya dengan membaca salam. Dilanjutkan dengan menyampaikan profil dari Bu Emi Sudarwati,

Bu Emi Sudarwati merupakan seorang alumni dari IKIP Negeri Surabaya pada tahun 1993 jurusan Bahasa Daerah lulus tahun 1998. Beliau mengajar di SMP N 1 Baureno sejak tahun 2005. Disamping aktif mengajar, Beliau telah menulis dan menerbitkan beberapa karya Sastra Jawa dan Sastra Indonesia. Pengalamannya pun sangat mumpuni sampai - sampai menjadi editor pun berjalan sampai sekarang. 

Selain itu Beliau pernah menjadi pembina majalah siswa Bhakti (tahun 2009 - 2018). Bahkan Bu Emi pernah menjadi penggagas perpustakaan mini di kelas serta mengupayakan pengembangan diri Teater Bhakti. Karyanya sampai sekarang sudah mencapai 519 buku ini sungguh luar biasa. Itulah sekilas wajah tetang Bu Emi yang disampaikan oleh moterator kita yaitu Teh Aam.

Setelah menyampaikan profil narasumber Teh Aam langsung menyerahakan acaranya pada Bu Emi Sudarwati. Untuk mengefektifkan waktu Bu Emi langsung membukan paparan materinya dengan membaca salam dan menyapa bapak dan ibu guru hebat. Setelah itu Bu Emi membagikan gambar berikut dibawah ini.

Gambar disamping adalah hasil karya Beliau yang ke 519. Ini merupakan buku pertama yang Beliau buat mengenai cerita anak - anak. 

Dimana biasanya beliau biasanya lebih sering menulis kisah inspiratif, novel, cerpen, cerkak, puisi, geguritan, pantun, parikan, esai, inobel, dan Haiku.Karena biasanya saya lebih sering menulis kisah inspiratif, novel, cerpen, cerkak, puisi, geguritan, pantun, parikan, esai, inobel, dan Haiku.

Setelah memaparkan beberapa materi Bu Emi langsung meminta Teh Aam untuk masuk ke sesi diskusi atau tanya jawab. Sesi tanya jawab langsung diawali oleh Teh Aam. 

Teh Aam menanyakan tentang "Dari 519 buku yang sudah diterbitkan manakah yang paling berkesan?". Semua buku berkesan namun takdir yang membedakan. Buku Juara 1 Inobel paling laris. Karena ini sudah cetakan ke 4.  Jadi sudah cetak lebih dari 1.000 eks. 

Sedangkan mengenai juara Inobel itu karena faktor keberuntungan karena semua finalis yang berpartisipasi memiliki karya yang hebat. Disitulah kami belajar saling menginspirasi dan tidak ada kata bersaing. Yang paling utama ada 3 kunci untuk menjadi finalis inobel yaitu : similarity, sitasi dan inovasi.

Penanya berikutnya yaitu saya sendiri menanyakan tentang trik mengenai pembuatan buku cerita anak. Untuk bisa membuat buku cerita anak yang triknya kita harus sering membaca buku cerita anak. Setelah menjelaskan dari apa yang saya tanyakan Bu Emi menjelaskan siapa salah satu yang mengispirasinya selama ini. Ternyata salah satunya yang menginspirasi Beliau adalah pertemuan bersama para siswa.

Dan yang membuat Beliau konsisten dalam menulis yaitu menulis itu harus dipaksa dan lama - kelamaan menjadi terbiasa. Ibarat kata kalau tidak menulis satu kali bagaikan makan tanpa minum. Dengan terinspirasi dari Omjay juga Beliau menyempatkan diri menulis 10 menit dalam 24 jam.  

Selain itu untuk konsisten dalam menulis harus memiliki kata kunci dan kata kuncinya adalah "Mau". Buatkan tekad dari sekarang untuk mau membaca minimal 20 menit dan mau menulis dalam 10 menit maka ini akan menghasilkan banyak karya dari tulisan kita.

Kalau karya kita sudah banyak dan bisa diterbitkan, ditambah isi tulisannya banyak yang menarik. Tak akan terpungkiri lagi membaca dan menulis bisa bikin laris karya kita. Semoga saya bisa membuat dunia tulis menulis menjadi laris.

Seuntai Kalimat Indah : "Kepasar Mampir Ke Paris Dulu, Nyasar Hampiri Karya Laris Ibu"




2 komentar:

Nana Wihana mengatakan...

Artikelnya semakin bagus dan sempurna. Semoga tetap semangat berkarya dan mnginspirasi. Lnjutkn 🙏👍

Hernisbanah mengatakan...

aamiin ya rabb matursuwun Pak

Puisiku 40